Tahun 2020 merupakan masa yang kelam untuk Indonesia dan dunia. Pandemi covid 19 tiba-tiba muncul pada Maret 2019 dan menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia hingga detik ini.
Banyak korban berjatuhan. Tidak hanya nyawa, tapi juga tahta. Virus yang datang tak diundang dan tak kunjung menghilang ini berhasil meruntuhkan perekonomian tanpa pandang bulu.

*design by alatehmanis.com, free Animation by freepik.com
Tercatat sampai bulan Agustus 2020, pengangguran di Indonesia bertambah menjadi 2,67 juta jiwa, atau 1,84% dari jumlah tahun lalu.
Kabar bahagianya, tidak semua sektor mengalami penurunan selama pandemi. Penggunaan internet di masa pandemi justru meningkat pesat. Bagaimana tidak? Anjuran untuk physical distancing dan di rumah saja, membuat orang-orang melakukan segalanya dari rumah.
Para pekerja kantoran harus work from home via aplikasi meeting online. Para siswa juga tidak lagi belajar di kelas, namun melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah dengan video atau tatap muka online. Orang juga lebih memilih belanja online untuk memenuhi berbagai kebutuhan agar terhindar dari kerumunan.
Orang yang dulunya gagap internet, kini dipaksa untuk melek internet. Pemasangan wifi meningkat karena sekarang internet sudah menjadi kebutuhan.

*design by alatehmanis.com, free image from freepik.com
Tak heran jika berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dilakukan pada periode 2019 sampai dengan kuartal II tahun 2020, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta jiwa, atau meningkat sebanyak 23,5 juta jiwa (8,9%) dari jumlah pengguna internet tahun 2018. Jumlah ini setara dengan 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia.
Hasil riset yang diilakukan oleh google, Temasek dan Bain menunjukkan nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai US$ 44 miliar atau 619 triliun. Nilai ini naik sebesar 11% dibandingkan tahun lalu. Sektor yang banyak menyumbang adalah e-commerce, media online dan keuangan.
Ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh, bahkan di tahun 2025 diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 23% atau sebesar US$ 124 Miliar.
Ekonomi digital menjadi solusi bangkitnya perekonomian Indonesia. Jika ingin perekonomian tetap tangguh di masa krisis apa pun, orang-orang harus mulai memanfaatkan internet untuk bisnis mereka, baik perusahaan besar maupun UMKM. Karyawan yang terkena PHK, mulailah berinovasi dan belajar menggunakan internet untuk menemukan penghasilan baru.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum memasuki ekonomi digital adalah sebagai berikut:
TENTUKAN BISNIS MODEL
Sebelum memulai suatu bisnis, tentu kita membutuhkan perencanaan yang matang agar bisnis kita berjalan dengan baik dan berkembang dengan cepat. Kita membutuhkan bisnis model untuk mengetahui tujuan bisnis yang akan kita jalankan.
Salah satu bisnis model yang banyak digunakan adalah “Bisnis Model Kanvas”. Bisnis model ini pertama kali dicetuskan oleh ahli bisnis dari Swiss bernama Alexander Osterwalder.

*design by alatehmanis.com
Pada bisnis model kanvas, ada 9 elemen penting bagi para pelaku bisnis pemula, yaitu
Value Proposition
Untuk membangun bisnis, kita harus memiliki produk yang akan kita jual. Seberapa besar nilai produk tersebut di mata konsumen? Apakah produk kita dibutuhkan? Apakah produk kita bisa menjadi solusi bagi mereka? Mulailah menentukan nilai produk kita dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Customer Segments
Siapa yang membutuhkan produk kita? Berapa usianya? Laki-laki atau perempuan? Apakah produk kita berkaitan dengan hobinya atau tidak? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus dijawab untuk menentukan Costumer segments.
Customer Relationship
Setelah menentukan nilai produk yang akan kita jual, dan mengetahui kepada siapa kita akan menjualnya, selanjutnya adalah bagaimana caranya calon pembeli mengenal dan melihat produk kita. Maka dari itu perlu dilakukan pendekatan terhadap calon pembeli tersebut.
Penjual perlu berinteraksi dengan calon pembeli dan membangun hubungan yang baik. Untuk menjangkau konsumen secara luas dan cepat, kita perlu menentukan channel atau media untuk berinteraksi.
Channel
Channel adalah media dimana penjual dan konsumen berinteraksi. Jika kita membutuhkan sayur untuk memasak, pasti kita akan pergi ke pasar atau warung terdekat untuk membelinya. Maka pasar atau warung adalah channel bagi para pedagang sayur.
Saat ini, channel offline kurang menjangkau konsumen secara luas dan cepat dibandingkan dengan channel online. Maka jika tidak segera go digital, kita akan jauh tertinggal.
Untuk channel online, kita perlu melakukan riset. Media apa yang ramai dikunjungi oleh calon pembeli kita? Misalnya media sosial, e-commerse, marketplace, atau website. Media online mampu menjangkau target konsumen kita dari berbagai wilayah bahkan antar negara dengan cara yang cepat, serta membutuhkan investasi yang lebih murah.
Key Activities
Elemen ini adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari untuk mewujudkan value proposition. Bagaimana produksi barang kita, keahlian tenaga yang menjalankan bisnis kita, pelayanan terhadap konsumen, pembayaran, hingga pengiriman produk ke tangan konsumen.
Khusus sistem pembayaran yang efisien dan cepat, akan dibahas lebih dalam di pembahasan berikutnya.
Key Resource
Untuk bisa bersaing di pasaran, bisnis yang kita jalankan membutuhkan sumberdaya yang baik, mulai dari bahan baku, tenaga ahli, hingga sarana pendukung aktifitas produksi.
Key Partnership
Bisnis kita memerlukan pihak lain yang dapat mendukung aktifitas produksi. Misalkan, penjual sarung bantal sofa seperti saya membutuhkan penjual kain untuk bahan baku produk. Maka saya memilih penjual yang menawarkan harga termurah dengan kualitas baik, serta lokasi yang dekat sehingga murah ongkos kirimnya.
Cost Structure
Elemen ini adalah tentang pembiayaan aktifitas produksi usaha kita. Mulai dari pengadaan bahan baku, biaya untuk sumber daya, hingga biaya pemasaran.
Revenue Streams
Bisnis kita memerlukan pendapatan untuk terus berproduksi. Pendapatan yang didapatkan dari penjualan harus dikelola dengan baik dan dimanfaatkan secara maksimal.
Elemen-elemen ini akan memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai bisnis yang akan kita jalani, sehingga kita bisa melakukan analisis dan evaluasi terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi jalannya bisnis kita.
MEMANFAATKAN TRANSAKSI DIGITAL
Setelah membuat model bisnis, kita perlu memikirkan kemudahan-kemudahan untuk bertransaksi baik dengan pelanggan atau dengan relasi bisnis kita.
Pemanfaatan transaksi digital menurut saya sangatlah penting di era yang menuntut kecepatan seperti saat ini. Dengan transaksi digital kita bisa membeli apa pun yang kita mau, dimana pun dan kapan pun. Prosesnya lebih cepat dan efisien. Kita bisa melakukan transfer dana dalam hitungan detik tanpa perlu bertatap muka.
Jika perlu bertatap muka pun, kita tidak perlu membawa uang cash. Cukup dengan smartphone, semua pembayaran bisa dilakukan. Lebih aman dan tidak ribet.
Transaksi digital bisa dilakukan dengan menggunakan mobile banking, internet banking, atau pun uang elektronik.
Pemerintah pun terus mendorong masyarakat untuk memanfaatan transaksi digital demi kemajuan ekonomi Indonesia. Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan menghadirkan QRIS (Quick Response [QR] Code Indonesian Standard).
QRIS adalah standarisasi sistem pembayaran berbasis QR Code yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 1 Januari 2020.
Bagaimana QRIS bekerja?
Kamu pemakai uang elektronik? Ada berbagai Penyedia Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) uang elektronik yang tersedia di pasaran. Misalnya OVO, DANA, gopay, dan lain sebagainya. Untuk melakukan pembayaran dengan aplikasi-aplikasi tersebut, biasanya penjual/merchant menyediakan QR code untuk masing-masing aplikasi di meja kasir.
Contohnya, Jika mau bayar dengan OVO, kita harus memiliki akun OVO dan nantinya harus scan ke QR code OVO, begitu pula jika mau membayar dengan aplikasi DANA atau Gopay. QR code aplikasi OVO tidak bisa dipakai untuk aplikasi lainnya seperti DANA atau Gopay, begitu juga sebaliknya.

https://www.bi.go.id
Nah, QRIS merupakan interface yang menghubungkan aplikas-aplikasi tersebut. Dengan QRIS, kita bisa menggunakan satu QR code untuk semua aplikasi pembayaran. Jadi lebih praktis dan memudahkan kan? QRIS bisa dipakai oleh semua kalangan, mulai dari pedagang kecil sampai pedagang besar.
Serupa dengan tansaksi digital lainnya, keuntungan menggunakan QRIS adalah:
- Meminimalisir uang kembalian dengan permen
- Meminimalisir resiko uang palsu
- Keamanan yang baik karena transaksi dilakukan dengan PJSP berijin
- Memudahkan pembukuan karena transaksi terekam di aplikasi
- Murah dan Universal.
QRIS ada 2 jenis, yaitu Merchant Presented Mode (MPM) statis dan Dinamis.
QRIS MPM Stastis adalah QR code yang sudah disediakan merchant dan tidak akan berganti untuk semua pelanggan. Cara pakainya, pembeli mencari QR code penjual/merchant, scan dan masukkan nominal yang akan dibayar. Pastikan nama merchant sesuai dengan QR.
QRIS MPM Dinamis adalah QR code yang hanya dipakai untuk sekali pakai, jadi QR code nya berbeda setiap kali transaksi. Cara pakainya, QRIS ditampilkan di struk atau layar oleh merchant, kemudian discan oleh pembeli. Nominal transaksi akan otomatis muncul. Cara yang kedua, QRIS Customer Presented Mode (CPM), yaitu pembeli yang menunjukkan QR code dan discan oleh merchant.

https://www.bi.go.id
Bagi merchant, QRIS pasti akan sangat menguntungkan karena proses penyelesaian dananya dilakukan setiap hari, termasuk hari sabtu, minggu dan hari libur nasional. Merchant tinggal masuk ke akun PJSP yang bekerja sama. Merchant akan dikenakan biaya Merchant Discount Rate (MDR) yang besarnya tergantung pada masing-masing PJSP.
Cara Mendaftar QRIS Sebagai Merchant

design by alatehmanis.com, free animation by freepik.com
Isi form dan dokumen pelengkap lainnya yang diminta PJSP yang bekerjasama dengan merchant, lalu kirim ke PJSP. Tunggu verifikasi dari PJSP, kemudian dapatkan QR code dari PJSP. Lakukan tes transaksi, kemudian keesokan harinya periksa uang yang masuk ke rekening terdaftar dari transaksi tersebut.
Jika merchant sudah memiliki QR code sebelumnya, mintalah QR code QRIS baru kepada PJSP yang bekerjasama. Jika merchant sudah memiliki QRIS dan ingin bekerja sama dengan PJSP lainnya, merchant tinggal memberikan nomor ID ke PJSP yang akan diajak bekerjasama tersebut.
Nah, lebih mudah kan menggunakan QRIS? Maka dari itu, manfaatkanlah kemudahan transaksi digital ini untuk mengembangkan bisnismu. Jangan sampai pembeli batal melakukan transaksi hanya karena aplikasi uang elektronik berbasis QR code nya berbeda dengan QR code yang kita punya.
TANTANGAN TRANSAKSI DIGITAL
Mentri Keuangan Ibu Sri Mulyani menegaskan bahwa yang menjadi tantangan terbesar dalam era digital ini adalah Infrastruktur. Sejalan dengan transformasi ekonomi ke era digital, maka infrastrukturnya juga harus memadai.
Tantangan kedua adalah literasi digital. Untuk menjadikan Indonesia sebagai Ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara, diperlukan peningkatan literasi digital untuk meningkatkan SDM di bidang digital. Menurut Bapak Rudy Salahuddin selaku Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, literasi digital bisa dilakukan dengan pengadaan kursus, pelatihan dan revitalisasi pendidikan di sekolah.
Tantangan ke tiga yang tak kalah pentingnya adalah regulasi. Di balik banyaknya manfaat transaksi digital, terdapat resiko yang mengintai, seperti kasus pencurian data pribadi dan kehilangan dana. Untuk mengantisipasi resiko tersebut, diperlukan regulasi yang tepat.
Berikut beberapa regulasi yang dikeluarkan bank Indonesia terkait transaksi digital:
- Peraturan Bank Indonesia No 22/23/PBI/2020 tentang Sistem Pembayaran
- Peraturan Bank Indonesia No 22/20/PBI/2020 tentang Perlindungan Konsumen Bank Indonesia
- Peraturan Bank Indonesia No 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik
PENGALAMAN MENGGUNAKAN TRANSAKSI DIGITAL
Jujur saja, sebagai pelaku usaha, saya juga merasakan manfaat yang sangat besar dari transaksi digital ini. Sebagai ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil, dan usaha sampingan menjual sarung bantal sofa, tidak memungkinkan bagi saya untuk pergi ke pasar membeli bahan baku.
Maka saya membeli semua kebutuhan bisnis secara online. Mulai dari belanja berbagai jenis kain, benang, keperluan foto produk, bahkan untuk keperluan packing seperti plastik dan lakban.
Percaya atau tidak, ada salah satu toko tempat saya membeli kebutuhan packing yang jaraknya hanya 4km dari rumah. Saya menemukannya lewat google map, kemudian saya hubungi nomor yang tertera di sana, lalu saya memastikan kepada penjual apakah bisa membeli dengan cara transfer mobile banking atau tidak.

*design by alatehmanis.com, free Animation by freepik.com
Meskipun jaraknya hanya 4 km, saya tidak memiliki kendaraan untuk keluar rumah, karena motor satu-satunya dibawa oleh suami untuk bekerja. Selain itu, tidak memungkinkan bagi saya membawa barang sambil menggendong anak usia 3 tahun.
Jadi, setelah melakukan pembayaran via mobile banking kepada penjual, saya memanfaatkan aplikasi Gojek untuk menjemput barang di toko dan mengantarkannya ke rumah saya. Jika sangat dibutuhkan untuk ke luar rumah pun, saya tidak perlu membawa uang cash. Cukup membawa smartphone saja, dan mencari merchant yang sudah memakai QRIS. Sehingga saya tidak lagi ribet mengambil uang di dompet dan mencari uang pas untuk menghindari kembalian permen.
Untuk jasa pengiriman paket kepada pembeli, saya memilih ekspedisi yang melayani pembayaran cashless. Biasanya yang menerapkan pembayaran cashless juga memberikan jasa layanan pick up paket.
Jika kurir ekspedisi tidak bisa menjemput paket, saya bisa menggunakan jasa transportasi online seperti gojek atau grab untuk menjemput paket di rumah dan mengantarkannya ke ekspedisi. See? Semua bisa dilakukan dari rumah asal ada smartphone dan koneksi internet.
Dengan melaksanakan bisnis online ini, saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan dan membantu perekonomian keluarga. Tak hanya itu, saya juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain seperti mempekerjakan orang untuk menjahit dan jasa packing.
Secara tidak langsung, bisnis online saya telah menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
PENUTUP
Ekonomi digital akan menjadi unggulan dan andalan perekonomian negara, maka dari itu diperlukan dukungan pemerintah serta masyarakat untuk menjalankannya. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo Bangkit! Saatnya melek digital dan tetap tangguh dalam krisis apa pun! Mulai dari merencanakan bisnis hingga memanfaatkan transaksi digital.
Mari bahu-membahu mengatasi tantangan untuk membangun perekonomian negara yang kuat!
REFERENSI
- https://www.bi.go.id
- https://www.kominfo.go.id
- https://www.cnbcindonesia.com
- https://blog.apjii.or.id
- https://glcworld.co.id
- Chanel youtube Bank Indonesia