
www.liputan6.com
Masih ku ingat kala itu, aku dan ibu Sus menaiki sepeda motor, menyebrangi sungai, melewati sawah, dan perkebunan karet hanya demi menjemput ibu-ibu yang tidak datang imunisasi ke posyandu. Dengan membawa timbangan dan termos vaksin, kami mengetuk rumah demi rumah yang memiliki bayi.
Sembari melakukan kegiatan menimbang berat badan dan vaksin, ibu Sus melakukan edukasi kepada seorang ibu muda, tentang pentingnya imunisasi. Ibu muda itu hanya mengangguk-angguk mendengarkan. Ia mengakui bahwa tidak mau datang ke posyandu karena takut anaknya akan mengalami demam sehabis imunisasi.
Itu adalah memori yang ku ingat saat menjalani Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di desa Panti, Kabupaten Jember 11 tahun yang lalu. Wanita paruh baya yang yang ku panggil Bu Sus, adalah ibu kost ku selama sebulan lebih belajar di lapangan. Beliau adalah seorang kader posyandu yang sudah mengabdi selama kurang lebih 15 tahun lamanya.
Tantangan Imunisasi
Memenuhi cakupan imunisasi dasar lengkap kala itu bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang harus dilalui, seperti kurangnya pemahaman masyarakat akan manfaat imunisasi, missopportunity atau kehilangan kesempatan ikut imunisasi, misalkan karena anak sakit, serta isu halal-haram vaksin.
Kurangnya pengetahuan dan Isu Halal Haram
“Anak saya jaman dulu tidak di imunisasi sehat-sehat saja kok”
Demikian kata seorang nenek yang pada jaman dahulu anaknya tidak ada yang diimunisasi. Hal ini biasanya bentuk protes kepada sang ibu karena cucunya sakit setelah divaksin.
Ibu yang tidak memiliki pengetahuan tentang imunisasi akan mudah goyah jika mendengar kesombongan semacam ini. Padahal fungsi imunisasi adalah membentuk kekebalan tubuh sehingga anak tidak mudah tertular penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Kurangnya pemahaman akan manfaat imunisasi, membuat masyarakat menganggap imunisasi adalah hal yang percuma. Belum lagi isu bahan dasar vaksin yang terbuat dari lemak babi.
Hal ini menjadi tantangan kepada petugas vaksinasi untuk meningkatkan cakupannya. Oleh karena itulah, penyuluhan berbau religi, atau upaya menggandeng tokoh agama kerap dilakukan untuk meyakinkan masyarakat tentang isu ini.
Pandemi Covid-19
Tantangan Indonesia untuk meningkatkan cakupan imunisasi semakin bertambah di masa kini sejak adanya pandemi Covid-19. Selama dua tahun terakhir, cakupan imunisasi terus menurun. Hal ini membuat resiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) lebih tinggi. Jika KLB terjadi, perekonomian negara juga akan merugi.
Ibaratkan pepatah klasik “Sedia payung sebelum hujan”, imunisasi mampu mencegah anak dari penyakit-penyakit menular tertentu. Sama seperti menggunakan helm saat berkendara, gunanya untuk melindungi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kalaupun terjadi hal yang tidak diinginkan tersebut, dampaknya tidak akan separah orang yang menggunakan alat pelindung diri dengan benar.
Buruknya Manajemen Penyimpanan Vaksin dan Masalah Kapasitas SDM
Tantangan lainnya adalah manajemen penyimpanan vaksin di beberapa fasilitas kesehatan terutama swasta masih belum sesuai SOP. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya, atau zat yang dihasilkannya, yang telah diolah sehingga aman bagi tubuh, dan jika diberikan kepada manusia akan memicu kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Oleh karena itulah, penyimpanan vaksin tidak boleh sembarangan, harus sesuai SOP agar kualitasnya tetap terjaga hingga disuntikkan ke tubuh manusia. Penyimpanan sesuai SOP ini dibutuhkan tenaga pelaksana yang kompeten.
Selain itu, tantangan lainnya adalah kurangnya tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi di daerah. Kapasitas dan mutasi SDM pelaksana imunisasi perlu ditingkatkan. Kita membutuhkan orang-orang seperti Ibu Sus yang rela menempuh sungai, sawah dan hutan, yang mengabdi dengan upaya maksimal.
Manfaat Imunisasi
“Motivasi saya hanya ingin membantu ibu hamil, bayi dan balita agar bisa mendapatkan pelayanan dasar di posyandu.”
Begitu jawaban Ibu Sus ketika saya tanya apa motivasinya bertahan menjadi kader selama 15 tahun, dan masih memperjuangkan hal yang sama hingga saat ini meski statusnya bukan lagi sebagai kader, melainkan sebagai karyawan Puskesmas.
Motivasi sederhana ibu Sus, sangat berdampak pada cakupan imunisasi di daerahnya. Mungkin di daerah-daerah yang tinggi cakupan imunisasi dasar lengkapnya, memiliki orang-orang seperti Ibu Sus. Seperti di Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta, Banten, Bengkulu, Jawa Timur dan Seterusnya. Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan niat mereka menjangkau anak-anak yang belum diimunisasi.
“Iya Non, tetap seperti sebelum pandemi, sweeping ke rumah-rumah, dan tiap akhir bulan saya dan petugas puskesmas lainnya mengadakan pertemuan lagi untuk ibu-ibu yang tidak bisa hadir ke posyandu, dan juga tidak bertemu saat sweeping”, tutur Ibu Sus, saat kami berkomunikasi lewat facebook messenger.
Pandemi Covid-19 sebenarnya adalah peringatan, bahwa akan ada tantangan yang lebih besar lagi di masa depan. Pandemi merupakan salah satu dari dampak perubahan iklim, dampak-dampak lainnya masih akan bermunculan ketika pemanasan global terus terjadi. Maka dari itu, imunisasi adalah salah satu bekal dan tameng untuk generasi berikutnya.
Proteksi Terhadap Individu
Imunisasi jelas bisa melindungi individu dari penyakit tertentu. Karena imunisasi akan membentuk antibody terhadap penyakit-penyakit yang spesifik.
Membentuk Kekebalan Kelompok

www.healthnavigator.org.nz
Cakupan imunisasi sebesar 70%-90% dalam suatu kelompok, akan membentuk kekebalan kelompok / herd immunity. Seperti pada gambar di atas, di kelompok sebelah kiri, semua orang tidak diimunisasi. Mereka akan dengan mudah menularkan penyakit satu sama lain. Sedangkan di kelompok tengah, sebagian orang sudah imunisasasi, namun orang yang sakit masih dengan leluasa menularkan penyakit ke sebagian besar orang lainnya yang tidak diimunisasi. Berbeda dengan kelompok yang sebagian besar sudah diimunisasi, orang yang sakit tidak akan mudah menularkan penyakit ke orang yang belum diimunisasi. Meskipun pada akhirnya ada seseorang yang tertular, akan sulit bagi penyakit untuk menyebar, inilah yang disebut dengan herd immunity.
Proteksi Lintas Kelompok
Tidak hanya memberikan perlindungan antar anggota kelompok, tapi imunisasi mampu melindungi lintas kelompok. Misalkan imunisasi rubella pada kelompok anak, dapat mencegah penularan penyakit ini kepada usia dewasa seperti ibu hamil atau wanita usia subur.
Pada akhirnya imunisasi akan membentuk komunitas yang kuat dan tidak mudah sakit. Manusia yang sehat adalah aset berharga bagi sebuah negara yang maju, maka imunisasi adalah investasi negara untuk mewujudkan hal tersebut.
Cakupan Imunisasi di Indonesia dan Perubahan Paradigma
Selama tahun 2019 sampai dengan tahun 2021, masih ada 1,7 juta anak yang belum Imunisasi Dasar Lengkap (IDL). Jumlah yang sangat besar dan beresiko untuk menimbulkan KLB. Data Cakupan IDL di Indonesia hingga bulan desember 2021 pun belum mencapai target, yaitu sebesar 84,2% dari target 93,6%.
Padahal, menurut penelitian terbaru WHO, IDL saja tidak cukup untuk melindungi seseorang dari penyakit tertentu. Melihat tantangan yang akan dihadapi anak-anak dan remaja di masa yang akan datang semakin berat, terutama berkaitan dengan perubahan iklim, IDL harus dilanjutkan dengan imunisasi lanjutan kepada kelompok usia yang lebih tua. Saat ini paradigma imunisasi harus diubah, yang awalnya mengejar target IDL saja, menjadi mengejar target Imunisasi Rutin Lengkap (IRL).
Yuk kita kita bantu sukseskan pencapaian imunisasi rutin lengkap di Indonesia! Mencontoh semangat Ibu Sus dan seluruh kader posyandu yang tanpa lelah mengedukasi masyarakat tentang imunisasi. Meski bukan seorang tokoh terkenal, namun kontribusi kader kesehatan untuk pembangunan negara sangatlah nyata. Jika setiap warga negara Indonesia berperan sebagai kader kesehatan untuk sesama, dan seluruh pihak bersatu sehatkan negeri, saya yakin Imunisasi Rutin Lengkap akan tercapai cakupannya.
Karena Imunisasi Rutin lengkap adalah tentang mempersiapkan hidup yang lebih berkualitas kini dan nanti.
Referensi:
- Yotube Channel Kemenkes RI “Pekan Imunisasi Dunia 2022”
- https://www.kemkes.go.id