Saya termenung melihat semangkuk nasi yang sudah basah dan berbau tidak sedap. Tak tega untuk membuangnya. Saya mengutuk diri, mengapa bisa sampai lupa menaruhnya di kulkas tadi malam?! Andai saja saya tidak lalai, nasi ini pasti akan berubah menjadi hidangan baru yang lezat pagi ini.

Anak Suriah Sedang Memungut Makanan Sisa
Saya teringat akan video dua orang anak kakak beradik di Suriah yang sedang sibuk memunguti remahan roti di tanah. Mereka yang berada di daerah konflik, ketakutan dan kelaparan. Ayah mereka kehilangan identitas sehingga mereka tidak mendapatkan bantuan makanan.
Anak sekecil mereka, usia 10 dan 8 tahun, sedang memunguti remahan makanan di sela-sela batu dan tanah. Kemudian tanpa berpikir panjang, remahan makanan bercampur tanah itu langsung dimasukkan ke dalam mulutnya, seakan-akan itu makanan lezat.
Ketika wartawan bertanya apa yang sedang mereka lakukan, mereka menjawab “Saya sedang mengambil remahan roti. Orang-orang saat ini suka mubazir, lihat berapa banyak remahan roti yang bisa kami kumpulkan. Kami kelaparan, tapi mereka lebih suka membuangnya di sini daripada memberikan kepada orang lain.”
Sungguh saya menangis melihat video itu. Tak sampai hati ini, melihat anak-anak yang seharusnya mendapat makanan dengan gizi yang cukup, malah memunguti sisa makanan yang bahkan untuk hewan ternak pun tak layak.
Apalagi ketika wartawan bertanya, “Apa yang ingin kamu sampaikan kepada orang-orang di luar sana?”
Mereka berkata, “Tidak ingin mengatakan apa-apa, dan kami berdoa kepada Allah agar mereka dikaruniai kebahagiaan”.
Ya Allah, betapa kurangnya rasa syukur saya. Setiap hari dilimpahkan rejeki berupa makanan yang enak, tetapi dengan sombongnya saya tidak menghabiskannya dan membuang sisanya.
Fakta Sampah Makanan
Faktanya, tidak hanya saya yang suka membuang-buang makanan. Ini bukan suatu pembelaan, melainkan suatu kemirisan bahwa ternyata setiap tahunnya setiap penduduk Indonesia membuang sebanyak 300kg sisa makanan. Jika diakumulasi, seluruh penduduk Indonesia membuang sebanyak 13 juta ton sampah makanan per tahun. The Economist Intelligence Unit menobatkan Indonesia sebagai penghasil sampah sisa makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi (Jakarta Globe,2017).

Kasus Kelaparan Maluku Tengah (www.bbc.com)
Miris bukan? Padahal kita bukan negara yang kaya, masih banyak orang miskin yang kelaparan di negeri ini. Apalagi setiap tahun lahan pertanian berubah fungsi menjadi gedung-gedung dan perumahan. Bayangkan apa yang akan terjadi terhadap indonesia 20 sampai 50 tahun ke depan? Krisis pangan? Na’udzubillah
Hijrah Mulai Dari Sekarang!
Mubazir adalah suatu perbuatan yang dibenci Allah SWT. Seperti firman Allah dalam surah Al-Isra’ ayat 26:
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.”
Mubazir bukanlah perbuatan yang terpuji, maka dari itu kita perlu hijrah menuju gaya hidup minim sampah makanan, dengan cara:
1. Menyimpan Makanan dengan Tepat

Food Preparation (www.parapuan.co)
Beli bahan makanan secukupnya dan simpan bahan makanan dengan tepat agar tidak mudah busuk. Misalnya sayuran, ayam, daging, buah atau bahan lainnya. Sedikit tips dari saya:
Sayuran. Simpan bahan sayuran di wadah yang tertutup. Alasi wadah tersebut dengan kain atau tisu dapur untuk menyerap air, sehingga sayuran tetap segar dan tidak mudah busuk. Oya, jangan lupa keringkan dulu sebelum dimasukkan di dalam wadah ya. Untuk umbi-umbian seperti kentang dan ubi, letakkan di ruang terbuka.
Buah-buahan. Simpan buah-buahan di bagian kulkas yang paling bawah, karena buah lebih tahan lama di suhu yang sejuk.
Daging sapi, ayam dan ikan. Simpan daging-dagingan di freezer. Cuci terlebih dahulu daging ayam dan ikan sebelum disimpan, sedangkan untuk daging sapi tidak perlu dicuci untuk menghindari penyebaran bakteri di daging.
Biji-bijian. Simpan biji-bijian di tempat kering dan tertutup rapat.
Jika kita bisa menyimpan semua bahan makanan dan makanan olahan dengan tepat, InsyaAllah tidak akan ada sisa makanan yang berpotensi menjadi sampah.
2. Masak dan Ambil Makanan Secukupnya
Dahulu, waktu tinggal bersama orang tua, porsi makan saya banyak sekali. Ketika menikah, saya pikir suami saya pasti makannya lebih banyak dari saya. Sehingga saya membeli penanak nasi yang cukup besar, yaitu dengan kapasitas 3kg.
Namun ternyata suami saya makannya jauh lebih sedikit daripada saya. Setiap hari ada saja sisa nasi. Kalau tidak digoreng, nasi sisa itu akan berujung di tempat sampah. Belum lagi kalau suami tidak makan di rumah, sisa makanan menumpuk dan akhirnya dibuang begitu saja. Astaghfirullah
Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membeli penananak nasi yang super mini, yaitu hanya berkapasitas 1,3kg saja. Masak nasinya jika mau makan saja. Begitu pula dengan lauk dan sayur. Saya lebih memilih masak berkali-kali daripada masak sekaligus dalam porsi banyak.
Dengan memperkirakan porsi makan keluarga, akhirnya saya bisa meminimalisir timbulnya sampah makanan.
3. Mengolah Sisa Makanan
Ada kalanya, sisa makanan tidak bisa terhindarkan. Meski kita sudah memasak sesuai dengan porsi makan keluarga, terkadang ada rejeki yang tidak disangka-sangka. Misalnya, makanan pemberian tetangga.
Otomatis stok makanan kita bertambah dan timbul lah sisa makanan. Sisa makanan tersebut biasanya saya olah agar tidak menjadi sampah makanan. Seperti nasi misalnya, jika ada kelebihan nasi saya akan menyimpannya di dalam wadah dan memasukkannya ke dalam kulkas agar tidak basi.

Nasi goreng pedas. Bahan utama nasi sisa.
Keesokan harinya, nasi sisa tersebut bisa diolah menjadi menu sarapan yang lezat seperti nasi goreng atau pun omelet nasi.
Begitu pula dengan makanan olahan lainnya, jika masih ada sisa, bisa kita masukkan kulkas untuk dihangatkan keesokan harinya, atau diolah menjadi menu baru.
4. Berbagi
Saya memilih untuk membagikan makanan kepada tetangga jika sedang ada banyak makanan di rumah, sedangkan kami merasa tak sanggup untuk menghabiskannya.
Misalkan, roti tawar yang masih banyak isinya, tapi masa kadaluarsanya tinggal sehari lagi. Biasanya saya olah menjadi roti bakar atau puding roti, lalu saya bagikan ke anak-anak tetangga. Dengan begitu roti akan habis sebelum masa kadaluarsa berakhir.
Atau ketika kita membeli jajanan yang porsinya banyak, seperti martabak, terang bulan, bolu, dan lain sebagainya. Pernah juga ketika saya mencoba resep baru, ternyata satu resep hasilnya banyak sekali. Maka saya tidak segan untuk membagikan ke tetangga agar tidak menjadi mubazir.

Bolu Pisang Kukus Buatan Sendiri
Ketika tidak ada sisa makanan di rumah, hati ini menjadi lega. Perasaan bersalah membuang makanan itu sangatlah tidak menyenangkan.
Maka dari itu, yuk kita jadi manusia yang cerdas mengolah makanan, jangan buang-buang makanan. Ingatlah bahwa Allah benci sifat mubazir. Ingatlah masih banyak orang di luar sana yang harus memunguti makanan demi mengganjal lapar.
Referensi:
- https://bandungfoodsmartcity.org
- Youtube Koranopini Opini
- www.bbc.com
- www.parapuan.co