“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia” (QS. Al Kahfi: 46)
Anak adalah salah satu perhiasan dunia yang harus kita jaga dan kita perlakukan dengan benar. Bukan hanya harta materi yang perlu diinvestasikan, tapi anak juga merupakan investasi terbesar bagi orang tua untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Maka hendaklah kita sebagai orang tua melakukan kewajiban dengan sebaik-baiknya dengan memenuhi hak-hak anak.

Background from Let’s Read di cerita “Hutan Gelap Sangat Menakutkan”
Nah, sudahkan kita sebagai orang tua memenuhi seluruh hak anak sesuai Konvensi Anak PBB di atas?
Sungguh miris jika mengetahui ada orang tua yang menelantarkan anaknya, padahal memiliki anak yang baik dan cerdas adalah aset yang tak ternilai harganya. Tapi saya yakin di dasar hati yang paling dalam, setiap orang tua tentu selalu mengusahakan yang terbaik untuk anaknya, hanya caranya saja yang berbeda-beda.
Dari 10 hak anak menurut Konvensi Anak PBB, ada satu poin yang ingin saya bahas lebih dalam, yaitu hak untuk mendapatkan pendidikan.
PENDIDIKAN ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN
Salah satu hak anak yang wajib dipenuhi adalah hak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan terhadap anak dimulai bahkan sebelum ia dilahirkan.
Bagaimana cara mendidik anak saat masih di dalam kandungan? Yaitu dengan cara mendoakannya, memberikan stimulus-stimulus yang positif, memberikan nafkah makanan yang bergizi, serta melindunginya dari hal yang membahayakan selama kehamilan.
Saat berada di dalam kandungan, seluruh organ dan indra calon bayi sedang berkembang, sehingga ia dapat merasakan apa yang terjadi di luar kandungan. Maka dari itulah, kondisi emosional dan fisik ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayinya.
Ibu yang tertekan dan mengalami kekerasan saat hamil, secara signifikan dapat mengganggu perkembangan anak yang dikandungnya. Dengan kata lain, pendidikan di dalam kandungan mempersiapkan anak untuk pendidikan selanjutnya setelah ia lahir ke dunia.
Setelah lahir, anak akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Menurut para ahli, usia 0-3 tahun adalah masa pertumbuhan emas bagi anak. Maka dari itu jangan sia-siakan kesempatan ini dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya serta memberikan stimulus yang baik agar tumbuh kembangnya optimal hingga dewasa.
STIMULUS TERBAIK ADALAH MEMBACA BUKU
Salah satu kegiatan yang banyak manfaatnya untuk stimulasi perkembangan kecerdasan anak adalah membaca. Menurut penelitian, anak yang biasa dibacakan buku sejak dini secara signifikan mengalami peningkatan kecerdasan linguistik dan kognitifnya.
Selain itu, anak yang terbiasa mendengarkan cerita sejak dini akan lebih kreatif dan imajinatif. Beberapa ahli juga menyebutkan bahwa kegiatan membaca buku sejak dini dapat meningkatkan daya ingat anak.
Buku juga memperkaya pengetahuan anak, jadi bisa dibayangkan kemampuan intelektual anak yang sering dibacakan buku dengan yang tidak, tentu akan sangat berbeda.
Kemampuan yang diperoleh dari membaca buku tersebut dapat membuat anak lebih siap dalam menerima pelajaran ketika ia masuk sekolah.
TIPS MEMILIH BUKU UNTUK BALITA
Untuk memilih buku anak, orang tua hendaknya menyesuaikan dengan usia anak agar kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan. Berikut tips memilih buku yang sesuai untuk anak usia 0-5 tahun.
Buku Untuk Usia 0-2 Tahun
Pada usia ini, jadikanlah buku sebagai mainan anak. Untuk itu, pilihlah buku dengan bahan aman dan tidak mudah rusak, seperti karton tebal atau kain. Pilih buku bergambar dengan warna-warna yang cerah untuk menarik perhatian anak.
Buku Untuk Usia 3-5 Tahun
Buku yang cocok untuk anak usia ini adalah buku dengan gambar yang besar dengan sedikit tulisan. Anak usia ini mulai tertarik dengan angka, huruf dan bentuk.
Pilihlah topik cerita sehari-hari yang menyenangkan dan berakhir bahagia. Bacakan kepada anak dengan penuh ekspresi!
APLIKASI BUKU ANAK DIGITAL
Usia anak saya Aisyah saat ini adalah 3 tahun. Sebuah tantangan bagi saya untuk menjadi pendongeng yang baik baginya. Saya menyediakan berbagai buku di rumah, namun Aisyah sering kali bosan dengan cerita yang itu-itu saja.
Nah, saat sudah kehabisan buku untuk bahan bacaan, saya membuka aplikasi perpustakaan digital Let’s Read. Saya suka sekali dengan aplikasi ini karena tersedia banyak buku bacaan dengan ilustrasi menarik, jadi bisa membacakan cerita berbeda setiap hari untuk Aisyah.
Buku-buku di aplikasi ini tersedia mulai dari level buku pertamaku, level 1 hingga level 5. Selain itu juga bisa ditranslate ke lebih dari 50 bahasa, baik bahasa nasional maupun bahasa daerah.
Buku-buku di atas adalah favorit Aisyah di Let’s Read. Ya, cerita yang paling sering diminta adalah cerita tentang gajah.
MENGHIDUPKAN DONGENG MELALUI CERITA BERGAMBAR
Suatu ketika saya membacakan buku dari aplikasi Let’s Read untuk Aisyah, judulnya “Bukan Anak Ikan”. Saya berharap dia jadi suka makan ikan setelah membaca cerita ini.
Cerita diawali dengan gambar ikan kecil di piring. Melihat itu Aisyah sudah berteriak “Ikan! itu ikan bun!”
Saya memulai cerita dengan menunjuk Fitri sang tokoh utama yang baru saja pulang sekolah dan mencium bau masakan ibunya yang sepertinya lezat. Di dalam cerita, Fitri mengira ikan itu adalah kremesan. Saya tidak memakai kata kremesan, karena Aisyah masih belum paham. Maka saya ganti ceritanya dengan bahasa yang lebih mudah di pahami.
“Hmmm… Ikan ini enak sekali!” Begitu saya bilang, dengan ekspresi maksimal menggambarkan lezatnya ikan kecil yang dimakan fitri.
Aisyah pun mengikuti saya “Hmmm.. ikan enak kali!”
Sejak saat itu, setiap saya memasak ikan, saya bilang “Ini ikan kecil enak sekalii…”
Aisyah langsung berteriak “Aku mau bunda! mau makan sama ikan!”
Bahagianya hati ini, hanya dengan membacakan buku bergambar saya bisa memenuhi dua hak anak sekaligus, yaitu hak anak untuk mendapatkan pendidikan serta berimbas pada hak memberikan makanan yang baik dan bernutrisi.
Satu Cerita lagi dari Aplikasi Let’s Read yang mampu mengubah perilaku Aisyah, Yaitu “Monster, Kembalikan Kucingku!”
Cerita itu berkisah tentang kucing Beno yang terjebak dalam monster sampah. Saya mengekspresikan Beno yang takut akan monster sampah yang semakin membesar! Aisyah takut melihat monster sampah itu, sampai-sampai ia takut untuk membuang sampah sembarangan.
Setiap melihat sampah, Aisyah memungutnya dan membuangnya ke tempat sampah. Bahkan sampah milik teman-temannya ia bantu kumpulkan dan membuangnya di tempat yang benar.
Ilustrasi ikan dan monster sampah yang menarik, ditambah cara saya membawakan dongeng dengan ekspresif, membuat cerita bergambar itu terasa hidup dan menimbulkan kesan kepada Aisyah, sehingga pesan kebaikan yang ada di dalam cerita dapat tersampaikan.
Seru sekali membaca cerita bergambar di aplikasi Let’s Read. Saya bisa berkreasi mengarang cerita, tidak peduli level berapa buku yang saya baca, asal gambarnya menarik, semuanya bisa menjadi menyenangkan untuk dibacakan kepada Aisyah.
Nanti kalau Aisyah sudah bisa membaca buku sendiri, akan sangat penting menentukan level buku yang tepat untuk dibaca Aisyah. Karena level kesulitan mempengaruhi semangat membacanya nanti. Jika terlalu sulit, pasti dia akan mudah putus asa dan menjadi malas membaca. Sebaliknya jika levelnya tepat, dia akan terus semangat untuk membaca.
Perlu dicatat, bahwa semua buku yang tersedia di Let’s Read adalah gratis! Buku juga bisa di download, sehingga bisa dibaca dalam keadaan offline.
Jika kita memiliki dana lebih, bisa melakukan donasi untuk mendukung para penulis dan ilustrator di Let’s Read. Donasi ini juga digunakan untuk mengurangi kelangkaan buku dengan bahasa daerah atau bahasa lokal di seluruh Asia.
Nah, yuk ayah bunda, bacakan cerita untuk anak kita. Penuhi haknya untuk mendapatkan pendidikan dengan cara yang menyenangkan.
Bagi ayah bunda yang sedang mencari buku bacaan menarik untuk anaknya, bisa nih download aplikasi Let’s Read di link berikut: Download Let’s Read
Selamat Berkreasi! Selamat Mendidik anak dengan cara yang menyenangkan!